Mungkin diantara kalian ada yang sedang merindukan sebuah petualangan bersama sahabat. Pergi ke tempat yang belum pernah disinggahi, b...

Rindu Ng-alam



Mungkin diantara kalian ada yang sedang merindukan sebuah petualangan bersama sahabat. Pergi ke tempat yang belum pernah disinggahi, berpetualang hingga lupa waktu dan beban hati. Mungkin juga diantara kalian ada yang sedang merindukan berpetualang dengan mengendarai motor, merencanakan tempat singgah dan mengunjungi tempat-tempat wisata selama perjalanan. Nyasar menjadi hal biasa, dan berjumpa bersama orang-orang baru menjadi suatu hal yang istimewa. Tapi, sayang sekali, untuk saat ini, semua kerinduan itu hanya menjadi beban. Tapi percayalah, badai pasti berlalu, begitu para motivator berujar.

Berminggu-minggu di rumah membuat hati ini semakin rindu untuk berpetualang. Memang, alam selalu menjadi candu. Walaupun destinasi yang kita tuju tidak semudah yang kita bayangkan sebelum kaki melangkah, tetap saja, pemandangan yang disuguhkan untuk mata membuat semua terbayar tuntas dan ia berhasil memanggil hati ini dalam interval waktu. Kerinduan ku ini membuatku menginginkan banyak hal untuk dilampaskan selepas wabah ini berpulang. Aku ingin mendaki gunung, aku ingin berpetualang yang jauh dari rumah dengan mengendarai motor bersama sahabat-sahabatku. Aku ingin ini dan itu banyak sekali.

Alam, adalah sebuah tempat dimana jiwa-jiwa manusia bisa merefleksikan segala problematika untuk menemukan resolusi yang jernih. Bagiku, alam adalah sebuah pelarian. Pelarian dari keramaian, menyepi untuk menenagkan diri. Pelarian, karena manusia terlalu munafik untuk menghadapi semuanya sendiri.

Empat tahun silam, setelah skripsiku rampung. Hal pertama yang akua tur sungguh-sungguh adalah mendaki gunung. Karena memang, saat mengerjakan skripsi, hati sedang terluka, sehingga semangat masih belum sembuh dari patah. Alhasil, aku dan dua teman kontrakanku mendaki gunung Arjuna, kala itu.

Setahun berikutnya, aku mendaki Gunung Merbabu. Namun sayang sekali kami tak bisa melihat kecantikan Merbabu. Akhirnya, setahun kemudian, aku mendaki Merbabu lagi dan melihat keindahan Gunung Sosialita ini. Memang butuh uang saku yang lumayan, dan perjalanan yang juah, ditambah fisik yang Tangguh, namun semua itu terbayar saat alam menyajikan keindahannya tepat di depan mataku.

Bukan hanya gunung, aku suka ke tempat-tempat yang disajikan alam. Air terjun yang jauh di pelosok hutan, yang perlu naik dan turun tebing dengan jalan yang terjal dan licin pun tak jadi masalah. Pantai apalagi, disana menjadi tempat mencari angin dan duduk di tepian sembari ngopi. Apapun itu jika yang menyuguhkan adalah alam, aku suka, karena aku tahu ia tak akan mengkhianati kodratnya untuk manusia, yaitu melayani dan memenuhi kebutuhan manusia. Salah satunya adalah sebagai tempat untuk mengadu dari permasalahan hidup. Menepikan diri dari perkotaan.

Aku, setelah ini semua berakhir, akan menyapamu lagi. Gunung, pantai, air terjun, aku datang.

2 comments:

  1. huaaaa, jadi kangen banget sama petualangan. alaaaaaam oh alaaaaaam! memang selalu ada makna disetiap perjalanan. Dulu saat kuliah, ada tiga macam akhir pekan ku habiskan: (1) pulang ke rumah (2) kegiatan di kampus (3) jalan-jalan menelusuri alam. oh my God, kangen banget sama alam :') tulisan ini membuat terbayang-bayang. hikss

    ReplyDelete