Pembahasan mengenai hal-hal mistis memang menjadi salah satu pasar besar di negara Indonesia. Topik dan fenomena seakan taka da habisny...

Meluruskan 'Indigo'

  



Pembahasan mengenai hal-hal mistis memang menjadi salah satu pasar besar di negara Indonesia. Topik dan fenomena seakan taka da habisnya untuk dibahas, baik itu di sosial media seperti Instagram dan twitter, atau di kanal media seperti YouTube. Para penikmatnya pun beragam, mulai dari kalangan bocah hingga dewasa. Namun, tentu saja sebaik-baiknya penikmat adalah yang tidak memakan mentah-mentah apa yang dilihat dan apa yang dibaca. Namun, di sisi lain, tentu saja tidak mudah untuk memverifikasi bahwa fenomena yang dilihat melalui media itu ‘asli’ atau tidak.

 

Istilah anak indigo pun menjadi terangkat dan diistimewakan. Anak indigo yang seakan sangat sakral dan dekat dengan rahasia tak kasat mata menjadi seleb di jagat maya. Nah, sebelum menelisik lebih jauh dan lebih dalam mengenai arti indigo itu sendiri, tentu kita wajib hukumnya untuk mengetahui akar sejarah dan terminologi tersebut. Apakah benar indigo selalu dikaitkan dengan fenomena mistis, atau sudahkah benar terminologi indigo diaplikasikan di Indonesia. Tentu saja jawaban ini sangat subjektif, dan tidak bermaksud menyudutkan pihak-pihak yang merasa Indigo. Aku disini hanya menyajikan sebuah tulisan berdasarkan penelitian-penelitian agar objektivitas antara logika dan metafisika masih bisa dipertemukan.

 

Sebenarnya, konsep anak indigo pertama kali dikemukakan oleh Nancy Ann Tappe pada tahun 1970-an. Pada tahun 1982, Tappe menerbitkan sebuah buku yang berjudul Understanding Your Life Through Color yang menjelaskan bahwa, ia menyadari pada tahun 1960-an ada banyak anak yang lahir dengan aura "indigo". Tappe juga menjelaskan pada publikasi lainnya bahwa warna indigo atau nila berasal dari "warna kehidupan" anak yang dia dapatkan dari sinestesia. Jadi seorang anak disebut indigo dikarenakan oleh aura yang dimiliki oleh anak tersebut memiliki warna nila atau indigo.

 

Jan Yordy seorang terapis yang menulis mengenai anak indigo mencoba mengkategorikan karakteristik anak indigo yang sering ditemui, yaitu:

1. Memiliki keinginan yang kuat, mandiri dengan melakukan apa yang ada di pikirannya daripada mematuhi kehendak orangtua, bijaksana dan memiliki tingkat kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya;

2. Secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau stress;

3. Kreatif dalam berpikir dengan menggunakan otak kanan namun tetap harus berusaha belajar dengan menggunakan otak kiri terutama pada sistem di sekolah; anak indigo sering didiagnosis mengalami ADD (attention deficit disorder) atau ADHD (attentiondeficit hyperactivity disorder) saat mereka menunjukkan perilaku impulsive (otak mereka memproses informasi lebih cepat) dan mereka harus tetap bergerak agar selalu fokus;

4. Anak ini sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang kebanyakan;

5. Anak-anak ini belajar secara visual dan kinestetik, mereka dapat mengingat apa yang terekam dalam otak dan menciptakan melalui tangan;

6. Apabila keinginan anak tidak terpenuhi, maka anak merasa kesulitan dan menjadi self centered. Meskipun hal ini bukanlah sifat sebenarnya; anak memiliki potensi dan bakat yang luar biasa, namun dapat hilang begitu saja jika tidak sesuai dengan bentuk pengasuhan.

 

Dari penjelasan mengenai akar terminologi Indigo tercipta dan dari penjelasan seorang terapis mengenai kategorisasi Indigo, kita dapat melihat bahwa cakupan Indigo bukan hanya mengenai hal-hal mistis dan metafisika saja. Ada kemampuan-kemampuan yang justru tidak ada kaitannya dengan hal mistis juga masuk ke dalam istilah Indogo. Pada dasarnya, kategorisasi Indigo adalah berdasarkan pada warna aura tubuh.

 

Dari penjelasan ini juga, aku belum bisa memastikan bagaimana standar untuk mengetahui warna aura tubuh, baik itu metode atau alat yang digunakan. Memang ada satu penelitian yang dilakukan oleh Kadarisman, Kuswanto, Rosana, dari Pendidikan fisika Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam jurnal mereka, aku bisa melihat bahwa ada istilah Colour Vibration Therapy atau pemanfaatan energi surya untuk terapi getaran warna.

 

Di artikel ini juga dibahas mengenai kategorisasi warna tubuh berdasarkan siklus sinar matahari harian dan warna tubuh berdasarkan organ-organ tertentu.


 

Dari data ini, aku sebagai orang awam berpikir bahwa tidak ada aura pakem dalam setiap individu, warna aura manusia akan selalu berubah tergantung pada kondisi tubuh dan psikologisnya, dan tergantung pada sinar matahari di waktu tertentu. Pengambilan kesimpulan mengenai seorang itu indigo atau bukan tentu saja tidak bisa hanya dilihat satu waktu saja. Harus ada langkah komprehensif dan terus berulang sehingga mendapakan kesimpulan yang matang bahwa aura dari orang itu memang benar-benar Indigo.

 

Terlebih, satu hal yang perlu ditelisik adalah, istilah Indigo tidak selalu diperuntukkan untuk orang dengan kemampuan khusus yang berhubungan dengan metafisika. Istilah indigo juga ditujukan untuk tujuan-tujuan psikologis dan analisa sistem tubuh, seperti tabel di bawah ini.


 

Sampai sini, tentu kita sekarang bisa memahami istilah Indigo dengan lebih komprehensif. Terima kasih, dan salam.





0 komentar: