Bukan kehendakku untuk menjadi dewasa seperti orang-orang yang berjalan dengan kesibukannya. Tidak enak memang ketika kita su...

Tatah Aku Berjalan Lagi Pak !!


            Bukan kehendakku untuk menjadi dewasa seperti orang-orang yang berjalan dengan kesibukannya. Tidak enak memang ketika kita sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan perjuangan dan pengorbanan, terasa berat ketika melakukan dua hal ‘Aneh’ itu. Aku seperti orang dengan berjuta bayang-bayang kegagalan. Juga merasakan kesendirian. Celoteh orangtua yang dulu sering aku abaikan sekarang menjadi banggaan, tolong marahi aku lagi, larang aku lagi, cubit aku lagi, jewer aku lagi Pak, Buk. Aku rindu dengan semua itu, rindu dengan semua kenakalanku yang masih belum mempengaruhi masa depanku. Waktu begitu cepat berlalu hingga aku tak sadar sudah menjadi orang yang selalu benar, aku merasa selalu benar karena aku tak lagi mendapatkan marahan, cubitan, jeweran dari orangtuaku. Apakah aku memang sudah bisa menjadi benar dan baik Pak?
            Kehidupanku sekarang sangatlah berarti, salah melangkah satu pijakan saja bisa mempengaruhi masa depanku. Hidupku terkekang dengan bayang-bayang kegagalan dan masa depan yang suram. Jika aku telah bisa menjadi benar dan baik, kenapa harus aku merasakan seperti ini? Rindu sekali dengan momen ketika Ibuk memanggilku di tengah lapangan dan menyuruhku untuk berangkat mengaji ketika senja sudah nampak. Ingin kembali ke momen ketika aku hanya merasakan kesusahan ketika mendapat PR Matematika. Serasa tidak ada masalah dulu itu, satu-satunya masalah hanya PR Matematika.



            Sudah berlalu belasan tahun, dan sekarang bahkan aku jauh dari seseorang yang dulu paling suka menceramahiku. Memang aku suka dengan menjadi dewasa, karena mungkin aku bisa merasakan cinta, merasakan prestasi, merasakan diri ini berkembang, tapi....... apakah aku bisa kembali ke waktu lalu saja? Aku lebih suka dengan cerita bermain kelereng, petak umpet dan kejar-kejaran. Hidup memang berjalan maju.
            Aku butuh tatahan Bapakku lagi, aku membutuhkannya setiap waktu, bukan hanya ketika aku belajar berjalan saja. Bahkan sekarang ketika aku sudah bisa berlari dan mengejar mimpi, aku masih sangat membutuhkannya. Tatah aku lagi Pak, agar aku bisa berjalan. Aku semakin dewasa, aku sudah mengetahui mana yang benar dan salah, tetapi kenapa masih saja sangat susah bagiku? Tatah aku lagi Pak, agar aku bisa berjalan. Pak, apakah langkahku sekarang sudah benar dan lancar? Pak, dulu engkau yang membangunkanku ketika aku terjatuh dalam jalanku, namun sekarang kenapa aku harus bangun sendiri? Bisakah kau saja yang membangunkan jatuhku? Tatah aku lagi agar aku tak merasakan kesulitan lagi dalam hidup yang tak abadi ini.


0 komentar: