Alhamdulillah bisa menulis lagi, disela-sela kesibukan yang sedang menyerang.
Beberapa waktu hari yang lalu, saya berbincang dengan salah satu teman saya membahas tentang lagu-lagu semasa kecil kita dan sekarang sudah mulai hilang. Saya membicarakan lagu "Gundul-Gundul Pacul", saya menanyakan kepada teman saya mulai dari bahasa yang digunakan sampai makna lagu tersebut. Tapi hasilnya nihil, saya dan teman saya hanya mampu menjawab mengenai bahasa yang digunakan di lagu "Gundul-Gundul Pacul", untuk maknanya sendiri, kami tidak tahu sama sekali. Hal itu yang membuat kami menjadi penasaran tentang lagu tersebut.
Hari sudah berganti dan akhirnya saya kalah cepat dengan teman saya untuk mencari makna "Gundul-Gundul Pacul". Dia bilang bahwa makna lagu tersebut sangat bagus dan mendalam. Hal itulah yang membuat saya untuk tergerak dan akhirnya menuliskan makna lagu tradisional yang kini mulai tak dikenang, "Gundul-Gundul Pacul".
Gundul gundul pacul-cul,gembelengan…Nyunggi nyunggi wakul-kul,gembelengan…
Wakul ngglimpangsegane dadi sak latar…
Tembang jawa ini diciptakan tahun 1400an oleh salah satu Wali songo, yaitu Sunan kalijaga dan teman-temannya ketika masih remaja. Filosofi yang digunakan dalam lagu ini sangatlah mendalam.
Gundul, Adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.
Pacul (cangkul) Adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul Artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas), artinya bahwa: Kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.
Gembelengan
Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah:
1. Menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya.
2. Menggunakan kedudukannya untuk berbangga-bangga di antara manusia.
3. Dia menganggap kekuasaan itu karena kepandaiannya.
Nyunggi wakul, gembelengan Nyunggi wakul
Artinya membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul dikepalanya.
Wakul Adalah simbol kesejahteraan rakyat.
Kekayaan negara, sumberdaya, Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat. Kedudukannya di bawah bakul rakyat. Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul? Tentu saja pemilik bakul. Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya. Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main).
Akibatnya :
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.
Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat!
Sebuah pengingat yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk para pemegang kekuasaan negara, dan tidak hanya itu saja, ini juga pengingat untuk diri kita sendiri, walaupun kita tidak menjabat sebagai pemimpin negara, tapi kita hakikatnya memang seorang pemimpin. Jika tembang ini ditanamkan dalam hati kita, kita aplikasikan dalam kehidupan kita, Insya Allah Indonesia akan menjadi sejahtera dan kita sebagai rakyat akan hidup maju dan sejahtera.
Itu saja mungkin yang bisa saya bagikan untuk kali ini, semoga apa yang saya bagikan ini bisa bermanfaat dan memberikan kita pengetahuan baru untuk dibagikan kepada saudara-saudara kita yang lain.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
0 komentar: