Source: kaskus.co.id Aku ingat, temanku pernah berkata bahwa seorang lelaki itu jiwa nya ada di rokok dan kopi. Jika tidak bisa...

Belajar Menikmati Kopi



 
Source: kaskus.co.id
Aku ingat, temanku pernah berkata bahwa seorang lelaki itu jiwa nya ada di rokok dan kopi. Jika tidak bisa menikmati keduanya, ‘lelaki’nya perlu dipertanyakan. Kalian pasti tahu sendiri, bagaimana seorang lelaki dapat menghabiskan waktunya berjam-jam, ngobrol ngalor-ngidul dengan rekan atau koleganya dengan hanya ditemani oleh secangkir kecil kopi. Entah, sihir apa yang dibuatnya hingga bisa menjadikan kopi gelas kecil menjadi sangat awet sekali. Ditambah lagi, jika ada rokok yang menemaninya. Seakan nikmat sekali aku melihatnya. Namun sangat disayangkan, dahulu saya tidak bisa merasakan keduanya. Pertama, aku bukan perokok. Kedua, aku tidak bisa minum kopi karena masalah lambung. Tapi, baru beberapa bulan ini aku mencoba memberi sugesti kepada tubuhku sendiri bahwa bukan kopi yang membuat lambungku tak kuat. Alhasil, aku sudah bisa minum kopi dan belajar menikmatinya.

Aku membayangkan, bahwa jangan-jangan kopi ini adalah zat yang sangat ampuh untuk membius manusia dalam membawa tubuh peminumnya kepada rileksasi paling dalam. Entah, mungkin bisa menjadi candu juga. Ada berapa ide yang tercipta di warung kopi, ada berapa banyak masalah yang selesai di cangkrukan kopi, dan ada berapa tawa keakraban yang justru lahir di cangkrukan kopi.

Hidup ini semua tentang kopi, begitu kita masuk kedalam masalah, yang ada hanya kepahitan seperti kopi tanpa olahan dan racikan. Namun, andai saja kita mau rileks dan berpikir jernih dalam meneguknya (masalah), ada saja cara jitu melewati masalah itu. Lihat, orang-orang yang cangkruk ditemani kopi, seperti ringan sekali bukan?

Semua problema hidup ini adalah kopi. Terserah, hendak kita racik seperti apa kopi ini. Dan ingin kita nikmati dengan cara yang bagaimana. Yang terpenting adalah, jangan sampai kita tidak menikmatinya. Kalau hanya minum kopi, semua pasti bisa. Namun, ada sisi terdalam tentang rasa, yaitu kenikmatan. Minum kopi, mungkin tidak butuh waktu ber jam-jam, dua menit langsung habis dengan tegukan jumbo. Berbeda dengan menikmati kopi. Kita butuh jeda, mengatur ritme tegukan, karena yang kita bayangkan ialah kopi sebagai stimulan untuk kita lebih aktif dan kreatif. Itulah yang dinamakan menikmati kopi.

Masalah? Menyelesaikan masalah, mudah. Justru, sepertinya kita perlu belajar untuk menikmati masalah. Agar, setiap tegukan penyelesaian masalah yang kita rasakan tidak hilang begitu saja. Malah, menjadi stimulan untuk masa depan kita. Atau jika tak mau berpikir sejauh itu, mungkin dengan belajar menikmati masalah, kita bisa lebih rileks dan tak gugup lagi dengan masalah. Tidak mudah memang, namun jangan biarkan kopi hanya habis dalam sekali, dua kali tegukan. Nikmati dan kembali berpikir jernih. Bukankah kopi hanya media untuk tukar ide, menjalalin hubungan komunikasi, menciptakan keakraban, dan tujuan lainnya dalam pembahasan cangkrukan. Bukankah masalah hanya media juga, untuk menmbangun kemandirian, menciptakan peluang keberhasilan, berlatih sabar, latihan antisipasi untuk menghadapi masalah yang lebih besar, dan lain-lain.

Rupanya, kita semua harus belajar menikmati kopi dan bukan hanya minum kopi. Salam secangkir kopi!!

1 comment: