Oh iya, kalau tidak salah beberapa hari yang lalu ada pengumuman SNMPTN ya. Selamat bagi adek-adek yang diterima di universitas impian...

Universitas Indonesia dan Kajian Tradisi Lisan (Ceritaku)



Oh iya, kalau tidak salah beberapa hari yang lalu ada pengumuman SNMPTN ya. Selamat bagi adek-adek yang diterima di universitas impiannya. Aku disini hanya ingin membagikan pengalamanku selama melanjutkan studi di Universitas Indonesia. Dan, perlu kalian ketahui bahwa sudut pandang yang aku tuliskan disini bukanlah sudut pandang dari mahasiswa yang sudah lama di Universitas Indonesia. Aku baru menyandang status mahasiswa Universitas Indonesia sekitar satu tahun yang lalu, kurang malah. Sebelumnya aku adalah alumni Universitas Brawijaya dan alhamdulillah saat ini diberi kesempatan untuk melanjutkan studi magister di kampus beralmamater kuning ini.

Saat awal perkuliahan, aku sedikit kaget dengan metode pembelajaran di Universitas Indonesia. Ya maklum jika terjadi culture shock karena aku dari budaya Pendidikan yang berbeda sebelumnya. Ritme yang teratur sibuknya membuat aku harus beradaptasi dengan pembagian waktu. Sebenarnya ada satu hal yang memang ditekankan oleh Universitas ini, atau mungkin setidaknya oleh jurusan yang aku ambil, yaitu membaca dan membaca. Setiap minggu, kami selalu disodori dengan berbagai macam bacaan buku ataupun jurnal, dan uniknya karena di jurusanku hanya ada lima mahasiswa, yang mana tiga diantaranya adalah kami (mahasiswa S2, dan dua lainnyan adalah mahasiswa S3). Jadi jelas saja jika salah satu diantara kami tidak membaca maka di kelas akan merasa terpojokkan, ketinggalan materi, dan merasa paling tidak tahu apa-apa. Seakan kita adalah manusia paling tidak mempunyai ilmu saat perkuliahan berlangsung, ingin tersenyum saat dosen menjelaskan tapi malu, ingin bertanya takut kalau jawabannya sebenarnya ada di buku, dan ingin mengkritik takut dimutasi ke fakultas lain. Hehe, guyon gess.

Jadi itu sebenarnya hal terberat yang ku rasa saat melanjutkan studi disini, namun hal itu juga akan menjadi kebiasaan, sehingga saat ini rasa kaget sudah tidak lagi menghujam jantung.

Memangnya aku ini jurusan apa sih? Nah, aku sebenarnya melanjutkan S2 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, jurusan Kajian Tradisi Lisan. Pasti diantara kalian masih asing dengan jurusan itu ya. Secara garis besar sebenarnya jurusan yang aku ambil lebih ke aplikasi untuk pedokumentasian budaya-budaya yang ada di Indonesia dan untuk mendukung proses transmisi yang terjadi. Jadi tentu jurusan tersebut ada kaitannya dengan budaya. Mungkin kalian pernah mendengar mengenai bahwa ada satu kebudayaan di Indonesia yang ditetapkan sebagai budaya Indonesia oleh UNESCO. Nah, itu adalah hasil kerja dari orang-orang di Tradisi Lisan.

Setiap tahun, pemerintah selalu membuat agenda untuk melegitimasi dan mencatat budaya-budaya yang ada di Indonesia. Tentu prosesnya sangat Panjang. Namun sebenarnya bukan hanya itu saja tujuan dari Kajian Tradisi Lisan. Tentu saja kami dimaksudkan menjadi manusia-manusia yang mempunyai perhatian ke masyarakat akar rumput, dan bukan hanya mempunyai perhatian ke masyarakat akar rumput, namun menjadi bagian dari masyarakat akar rumput itu sendiri.

Untuk mengetahui esensi dari kebudayaan suatu daerah, tentu saja kita harus menjadi bagian dari kebudayaan itu sendiri. Aku pernah mendengar Mbah aNun berkata, “Untuk mengetahui rasa cabe, tidak cukup hanya dengar mendeskripsikan bahwa cabe itu pedas. Untuk mengetahui rasanya, satu-satunya cara hanya dengan memakan cabe.”

Apa pentingnya dari budaya, sehingga ada jurusan akademis yang dengan spesifik mempunyai concern disana? Penjelasan ini akan dijawab besok ya.
Sampai jumpa besok.

2 comments:

  1. Mantul.. Jadi keinget pas belum baca materi kuliah :( akhirnya kena ceramah. Anyway mantab udah ada tema buat besok nih.. 😁

    ReplyDelete